Pages

Wednesday, July 21, 2010

KENYATAAN HIDUP DI SEBALIK PERMAINAN INI...


Seorang guru wanita sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya. Ia duduk menghadap murid-muridnya. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada pemadam. Guru itu berkata, "Saya ada satu permainan... Caranya begini, ditangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada pemadam.

Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah "Kapur!", jika saya angkat pemadam ini, maka katalah "Pemadam!"Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Guru berganti-gantian mengangkat antara kanan dan kiri tangannya, semakin lama semakin cepat.Beberapa saat kemudian guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan.Jika saya angkat kapur, maka sebutlah "Pemadam!", jika saya angkat pemadam, maka katakanlah "Kapur!". Dan diulangkan seperti tadi, tentu saja murid-murid tadi keliru dan kekok, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kekok.Selang beberapa saat, permainan berhenti.


Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya. "Murid-murid, begitulah kita umat Islam. Mulanya yang haq itu haq, yang bathil itu bathil.Kita begitu jelas membezakannya. Namun kemudian, musuh musuh kita memaksakan kepada kita dengan perbagai cara, untuk menukarkan sesuatu,dari yang haq menjadi bathil, dan sebaliknya. Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kita menerima hal tersebut, tapi kerana terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kamu akan terbiasa dengan hal itu. Dan anda mulai dapat mengikutinya.

Musuh-musuh kamu tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan ketika. "Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, Zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, tanpa rasa malu, sex sebelum nikah menjadi suatu kebiasaan dan trend, hiburan yang asyik dan panjang sehingga melupakan yang wajib adalah biasa, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup dan lain lain."

"Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disedari, anda sedikit demi sedikit menerimanya tanpa rasa ia satu dosa dan kemaksiatan. Paham?" Tanya Guru kepada murid-muridnya. "Paham cikgu..."

"Baik permainan kedua..." begitu Guru melanjutkan.
"Cikgu ada Qur'an,cikgu akan letakkannya di tengah karpet. Sekarang anda berdiri diluar karpet. Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur'an yang ada ditengah tanpa memijak karpet?"Murid- muridnya berpikir . Ada yang mencuba alternatif dengan tongkat,dan lain-lain.

Akhirnya Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur'an. Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet."Murid- murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya. ..Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak anda dengan terang-terang. ..Kerana tentu anda akan menolaknya mentah mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka.Tapi mereka akan menggulung anda perlahan-lahan dari pinggir, sehingga anda tidak sedar.

"Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina tapak yang kuat.Begitulah Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat.Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau dimulai dgn tapaknya dulu, tentu saja hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dulu,kerusi dipindahkan dulu, Almari dibuang dulu satu persatu, baru rumah dihancurkan. .."

"Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Ia tidak akan menghentam terang-terangan, tapi ia akan perlahan-lahan meletihkan anda.Mulai dari perangai anda, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun anda muslim, tapi anda telah meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti cara yang mereka... Dan itulah yang mereka inginkan." "Ini semua adalah fenomena Ghazwul Fikri Perang Pemikiran. Dan inilah yang dijalankan oleh musuh musuh kita "

"Kenapa mereka tidak berani terang-terang memijak-mijak cikgu?" Tanya murid- murid.
"Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tapi sekarang tidak lagi.""Begitulah Islam...
Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sedar, akhirnya hancur. Tapi kalau diserang serentak terang-terangan, mereka akan bangkit serentak, baru mereka akan sedar".
"Kalau begitu, kita selesaikan pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdoa dahulu sebelum pulang..."
Matahari bersinar terik takala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya...

RENUNGILAH SAHABAT SEMUA..

Moga Allah memberi taufiq dan hidayah pada kita dan keluarga kita... marilah sama-sama kita sedarbahawa agama,bangsa dan tanahair kita semakin terancam!Umat Islam semakin mudah dibeli dengan wang ringgit,dilalaikan dengan keindahan dan memuja keseronokan hidup,hingga sanggup menggadaikan maruah dan harga diri!!Justeru marilah kita bersama membetulkan apa yang termampu bersama-sama,usah hanya bila bencana diturunkan dan malapetaka sudah menimpa seperti saudara kita di negara-negara lainnya barulah kesedaran dan keinsafan itu timbul,walaupun mungkin belum terlambat tetapi pada waktu itu kita sudah terlewat untuk merubah dan membaiki kemusnahan yang dialami.YA ALLAH, SATUKAN DAN SELAMATKANLAH UMAT ISLAM SELURUHNYA...AMIIINN. ..

Monday, July 5, 2010

TO ALL BEAUTIFUL WOMEN I KNOW....


Dear Ladies,

To all the beautiful women I know, I hope this makes you smile.
The following was written by Audrey Hepburn who was asked to share
"beauty tips."

  • For attractive lips, speak words of kindness.
  • For lovely eyes, seek out the good in people.
  • For a slim figure, share your food with the hungry.
  • For beautiful hair, let a child run his or her fingers through it once a day.
  • For poise, walk with the knowledge that you never walk alone.

People, even more than things, have to be restored, renewed,revived,
reclaimed and redeemed; never throw out anyone.

Remember, if you ever need a helping hand, you'll find one at the end of
each of your arms. As you grow older, you will discover that you have two
hands, one for helping yourself, the other for helping others.

The beauty of a woman is not in the clothes she wears, the figure
that she carries, or the way she combs her hair. The beauty of a woman must be seen from in her eyes, because that is the doorway to her heart, the place
where love resides.
The beauty of a woman is not in a facial mole, but the true beauty in a woman is reflected in her soul. It is the caring that she lovingly gives, the passion that she shows.
The beauty of a woman grows with the passing years.